Nia adalah gadis cantik yang agak pendiam, baik hati, rajin, dan penurut. Gadis yang gemar membaca novel ini menyukai warna biru. Karena menurut Nia, warna biru itu melambangkan laut yang tenang tapi menghanyutkan. Biasanya Nia melewati hari-harinya tanpa orangtua, karena orangtua Nia sangat sibuk denagan pekerjaanya mereka masing-masing. Ayah Nia bekerja di kantor Biro Jasa yang sering pergi ke luar . Dan ibunya adalah pemilik sekaligus pengelola sebuah restaurant makanan ala Jepang. Nia biasanya hanya memiliki kesempatan bertemu orang tuanya di malam hari saja. Dan itu hanya bertatap muka ia tidak sempat untuk berbicara banyak. Biasanya Nia sedih karena kesiapannya selalu ada didekatnya.Tetapi untungnya ada Riska dan Nella yang bisa menemani Nia dalam kesepian. Kebetulan Nia adalah anak tunggal. Sebenarnya Nia memiliki adik yang berumur 6 tahun yang bernama Alya. Tapi 2 tahun yang lalu Alya meninggal karena penyakit typus yang diderita Alya. Pada awalnya Nia sangat senang memiliki adik. Karena bisa menemani Nia dalam kesepiaan. Tapi Nia harus mengubur dalam dalam kenangan indah bersama Alya yang hanya bisa ia nikmati dalam sekejap.
Berbeda dangan Nia, Nella memiliki sifat yang berbeda. Nella adalah anak yang agak tomboy tapi berwajah manis. Nella adalah anak yang periang, agak cuek, tapi perduli jika ada teman yang ada dalam kesusahan. Nella adalah anak yang paling dewasa diantara Nia dan Riska. Gadis yang gemar dengan basket ini sangat menyukai warna hijau. Karena menurut Nella warna hijau melambanggkan kesegaran yang alami. Ayah Nella bekerja sebagai Dosen disebuah Universitas ternama di. Ibu Nella bekerja sebagai Psikolog di sebuah rumah sakit. Nella memiliki 2 saudara. 1 kakak laki-laki yang bernama Ardi. Dan 1 kakak perempuan yang bernama Sella.
Dalam hidup Nella, ia berprinsip bahwa semua pasti dapat ia miliki asalkan ada usaha, doa dan tawakal pada Allah swt.Berbeda dengan Nella dan Nia, Riska memiliki sifat yang berbeda pula. Riska adalah gadis mungil yang manis dan agak cerewet. Riska anak yang lucu dan pd (percaya diri) tapi dia memiliki hati yang baik dan mulia. Gadis yang gemar menggambar ini menyukai warna oranye. Karena menurutnya warna oranye itu tidak gelap dan tidak juga terang. Jadi menurutnya warna oranye adalah warna yang unik. Sebenarnya kegemaran menggambar adalah keturunan dari ayahnya, karena ayahnya bekerja sebagai arsitek. Dan ibu Riska adalah ibu rumah tangga yang memiliki usaha tanaman hias yang cukup berhasil. Riska memiliki adik laki-laki namanya Rio. Rio sekarang berumur 8 tahun. Riska memiliki mimpi, jika ia sudah besar dia ingin menjadi arsitek hebat seperti ayahnya.Sebenarnya mereka itu termasuk anak yang pandai dan menonjol.Setiap tahun mereka selalu ada di peringkat 3 besar. Mereka bertiga berada dalam satu kelas yang sama. Nia berada di peringkat pertama. Nella berada ada di peringkat kedua.Riska berada di peringkat ketiga. Selain dikatakan pandai, teman teman yang lain menyebut tiga sahabat sebagai primadona, tetapi Nella, Nia dan Riska tidak mau dikatakan primadona. Karena menurut mereka itu berlebih lebihan. Selain mereka pandai mereka juga cantik dan orang tua mereka berkecukupan semua. Tetapi mereka tidak mau menyombongkan apa yang mereka miliki sekarang. Karena mereka yakin bahwa apa yang mereka miliki sekarang hanya bersifat sementara saja.
Suatu hari ketika di sekolah ada yang berubah dengan sikap Riska. Ia yang yang biasanya memulai perbincangan saat bertemu dengan temen temanya dengan kecerewetannya yang khas.Tapi tiba tiba akhir-akhir ini ia berubah menjadi pendiam yang murung dan suka melamun.Dan nilainya pun menurun derastis. Nella dan Niapun meraskan perubahan yang terjadi pada kawannya itu. Berbagai cara sudah dilakukan Nella dan Nia untuk menghibur Riska. Tetapi tetap saja sikap Riska. Nella dan Riska mencoba merayu Riska untuk bercerita. Dan Riska pun hanya tetap diam termenung dalam pertanyaan Nella dan Nia. Akhirnya Nella dan Nia sepakat untuk mengikuti Riska sepulang sekolah. Tapi mereka tidak mendapatkan fakta fakta yang dapat menyebabkan riska berubah.Akhirnya suatu malam Nella dan Nia sepakat untuk datang kerumah Riska. Setelah sesampainya mereka di rumah Riska mereka segera menuju ke pintu masuk untuk mengetuk pintu. Tetapi belum sempat untuk mengetuk pintu mereka berdua mendengar keributan dari dalam.Keributan itu sepertinya suara dari orang tua Riska. Dan mereka pun mengurungkan niat untuk mengetuk pintu dan masuk ke dalam rumah Riska. Mereka hanya bisa mengintip dari jendela. Memang benar ternyata yang bertengkar di dalam adalah ke dua orang tua Riska. Mereka lalu menuju jendela kamar Riska yang belum tertutup. Mereka mengintip dari luar. Ternyata Nella dan Nia mendapati Riska sedang menangis dalam kamar mendengarkan pertengkaran orang tuanya. Nella dan Nia pun semakin khawatir. Malam pun semakin larut. Setelah melihat semua kejadian itu lalu mereka putuskan untuk pulang. Dalam perjalanan Nella dan Nia menyimpulkan bahwa akhir akhir ini Riska berubah karena ada masalah dalam keluarganya.
Esok harinya saat di sekolah sikap Riska tetap saja tidak berubah seperti kemarin. Sepulang sekolah Nella dan Nia mengajak Riska untuk pergi ke rumah pohon. Karena, sudah lama mereka tidak pergi ke sana.Awalnya riska menolak tawaran mereka. Tetapi akhirnya mau karena didesak terus oleh Nella dan Nia.... Sesampainya di rumah pohon Nella dan Nia berusaha menghibur Riska. Dan di sana Nella dan Nia memberi tahu bahwa mereka sudah tahu apa masalah yang dialami oleh Riska sekarang. Riska semakin sedih mendengar pernyataan itu. Nella Dan Nia berjanji akan membantu menyelesaikan masalah tersebut. Beberapa saat kemudian tercetuslah ide untuk memecahkan masalah ini dari Nia. Nia berpikir bahwa mereka dapat menyelesaikan masalah dengan meminta bantuan orangtuanya dan ibunya Nella. Karena orang tua Nia dan Orang tua Riska Bersahabat dan ibunya Nella adalah psikolog. Pada awalnya Riska tidak mau menerima ide tesebut karena Riska takut merepotkan. Tapi Nella dan Nia terus mendesak agar mau menerima ide tersebut. Karena mereka berdua yakin bahwa orang tua mereka mau membantu mereka dengan senang hati. Akhirnya Riska setuju dengan ide tersebut. Sore semakin larut. Dan akhirnya mereka putuskan untuk pulang ke rumah masing masing.
Sesampainya di rumah, Nella pun bercerita pada ibunya jika sahabatnya memiliki masalah. Dan dia membutuhkan bantuan ibunya Nella yang berprofesi sebagai psikolog. Setelah cerita panjang lebar tentang masalah tersebut, ibu Nella mau membantu. Begitu juga dengan Nia yang mau mengorbankan tidurnya untuk menunggu orang tuanya datang, dan bercerita. Tak berbeda dengan Ibunya Nella, orang tuanya Nia pun mau membantu.
Esok harinya mereka bertemu di sekolah. Nella membawa kabar baik untuk Riska yaitu ibunya Nella mau membantu menyelesaikan permasalahan Riska. Tak berbeda dengan Nella, Nia pun membawa kabar yang sama baiknya, yaitu orang tua Nia mau membantu menyelesaikan masalah Riska. Sekarang Riska sudah bisa sedikit tersenyum dari pada hari hari kemarin yang menjadi pendiam yang murung dan suka melamun. Tetapi ada satu masalah lagi, apakah mau orang tua Riska setuju dengan pertemuan tersebut??? Tetapi mereka yakin kalau orang tua Riska menyetujui pertemuan itu. Akhirnya mereka memutuskan untuk tempat pertemuan di restaurant ibunya Riska besok saat jam siang.Siang harinya pertemuan dimulai. Riska,Nella dan Nia menunggu di rumah pohon.Hati Riska, Nia, dan Nella berdebar-debar tak sabar menunggu hasil perbincangaan mereka. Tetapi sebelumnya Riska sudah siap bila pada akhirnya nanti kedua orang tuanya harus bercerai. Beberapa jam kemudian , ibunya Nella menelpon Nella, bahwa pertemuan sudah selesai. Dengan hasil bahwa memang orang tua Riska harus bercerai. Setelah Nella mendengar kabar itu Nella tidak langsung memberi tahu pada Riska, tapi berdiskusi dahulu dengan Nia. Nella dan Nia pun memberi kabar pada Riska bahwa kedua orang tuanya memang harus bercerai. Mendengarkan pernyataan yang dilontarkan Nella dan Nia, Riska pun menangis. Dan Riska berkata aku ikhlas menerima ini semua. Hari semakin sore. Setelah Riska sudah tenang mereka pulang ke rumah masing-masing. Dan ini adalah sebuah pengalaman yang pahit bagi Riska.
Artikel disini berguna bagi anda?, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis. Atau berlangganan via email, dengan begitu anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di 54k1jo.blogspot.com
0 komentar Untuk "Cerita kiriman : Tiga Sahabat (by: Izza Rifhana Hanifa)" :
Post a Comment
silahkan isi kotak komentar di bawah ini karana bagi yang sudah membaca wajib memberi komentar